Jelajahi keindahan Pura Taman Ayun Bali, temukan harga tiket, lokasi, dan pesona arsitektur serta taman yang memesona. Liburan tak terlupakan menanti!
Pura Taman Ayun Harga Tiket Masuk : Rp15.000 Jam Buka : 08.00 – 18.00 WITA. Nomor Telepon : -. Alamat : Alamat: Jl. Ayodya No.10, Mengwi, Mengwi, Badung, Bali, Indonesia, 80351. |
Mengimajinasikan Pura di Bali mungkin membuat kita terpikirkan keramaian tempat ibadah Hindu. Namun, Pura Taman Ayun di Desa Mengwi, Bali, menawarkan suasana yang berbeda. Jika ada kata yang cocok untuk menggambarkan Taman Ayun, itu adalah “ketenangan”. Pura Taman Ayun bukanlah tempat yang ramai, melainkan lebih kepada sebuah taman yang damai.
Keindahan Pura Taman Ayun terpancar dari struktur bangunannya yang menakjubkan, dengan beberapa kompleks pura dan patung-patung mempercantik area tersebut. Taman yang mengelilingi pura dan telaga dengan air jernih menambah pesona tersendiri.
Harga Tiket Masuk Pura Taman Ayun
Meskipun banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang mengunjungi, harga tiket Pura Taman Ayun tetap terjangkau, hanya Rp15.000. Harga yang sangat terjangkau untuk destinasi seindah ini. Pastikan untuk membawa sarung, mengingat Taman Ayun memiliki aturan yang sama dengan pura suci lainnya di Bali.
Biaya Masuk Pura Taman Ayun | |
Wisatawan Lokal | Rp15.000 |
Wisatawan Mancanegara | Rp30.000 |
Parkir Motor | Rp2.000 |
Parkir Mobil | Rp5.000 |
Parkir Bus | Rp10.000 |
Harga yang tertera dalam tabel dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu sesuai kebijakan pengelola. Tetapi, daftar ini dapat menjadi panduan perkiraan sebelum mengunjungi Pura Taman Ayun.
Jam Operasional
Pura Taman Ayun buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WITA dan tupup pada saat hari raya Nyepi. Saat terbaik untuk kunjungan adalah menjelang senja, di mana Anda dapat menikmati langit keemasan di balik pagoda candi yang megah.
Jam Buka Pura Taman Ayun | |
Buka Setiap Hari Kecuali Hari Raya Nyepi | 08:00 – 18:00 WITA |
Sejarah Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun adalah pura penting yang dibangun oleh Kerajaan Mengwi di bawah pemerintahan Raja I Gusti Agung Putu pada tahun 1632 M atau 1554 S. Pembangunannya berlangsung selama 2 tahun. Selesai pada Selasa Kliwon Medangsia bulan keempat 1556 S atau tahun 1634 M. Tujuannya adalah untuk menghormati leluhur raja-raja sebelumnya.
Baca : Pura Luhur ULUWATU: Sejarah, Harga Tiket & Daya Tarik
Awalnya dikenal sebagai Pura Genter, namun berkembang menjadi Pura Taman Ayun dengan ekspansi kerajaan yang besar, termasuk pembangunan taman dan tambahan bangunan pura. Arsitek Tionghoa, I Kongco, membantu pembangunan. Renovasi pertama terjadi pada 1750 oleh arsitek Hobin Ho.
Renovasi besar terjadi setelah gempa tahun 1932 yang merusak sebagian besar pura. Renovasi berlanjut pada tahun 1949. Perbaikan terakhir dilakukan pada 1976. Pura ini diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia untuk mempertahankan keaslian dan nilai sejarahnya.
Daya Tarik Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun merupakan pura ibu (Paibon) untuk keluarga Kerajaan Mengwi, Bali. Keindahan pura ini terpancar dari desainnya yang memesona, dengan taman-taman yang menawan dan dikelilingi oleh kolam ikan. Saat berkunjung, pengunjung akan merasakan sensasi seolah berada di tengah-tengah danau.
Arsitektur Pura Taman Ayun
Pembangunan pura ini mengikuti filosofi tri mandala atau tiga tingkatan kehidupan, dengan bangunan yang terbagi menjadi beberapa pelataran lantai. Filosofi ini menyimbolkan hubungan antara manusia dengan nilai spiritual, di mana tingkatan yang lebih tinggi mendekatkan manusia pada nilai-nilai yang lebih suci.
Tingkatan pertama mewakili dunia manusia biasa, sementara tingkatan kedua menggambarkan peningkatan nilai spiritual. Di tingkat tertinggi, pura melambangkan surga atau istana bagi Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini tercermin dalam keindahan dan kemegahan bangunan pura.
Ada beberapa area menarik di Pura Taman Ayun yang dapat Anda kunjungi saat berada di sana.
Pelataran Pertama
Area terluar dari pelataran pertama Pura Taman Ayun dikelilingi oleh kolam besar yang membingkainya. Untuk masuk, pengunjung akan melintasi jembatan batu dengan dua patung raksasa di pintu gapura pura.
Di sini, pengunjung akan menemukan kolam kecil dengan pancuran air yang menghadap ke sembilan arah mata angin di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan, ada bangunan pendopo atau Wantilan. Di tengahnya, terdapat panggung lengkap dengan tangga tempat duduk di sekelilingnya.
Wantilan sering menjadi tempat untuk sabung ayam atau Tajen saat upacara adat berlangsung. Namun ketika tidak ada acara, panggung tersebut dipenuhi dengan diorama yang menggambarkan kegiatan Tajen.
Pelataran pertama ini merupakan area terluas di Pura Taman Ayun. Di ujung jalan kavling pelataran pertama, pengunjung akan menemukan gapura menuju pelataran kedua.
Pelataran Kedua
Pelataran kedua Pura Taman Ayun terletak lebih tinggi dari pelataran pertama. Meskipun tidak begitu luas, pelataran ini menjadi pusat kunjungan wisatawan yang ramai.
Ketika pertama kali memasuki area ini, pengunjung akan melihat Bale Pengubengan, sebuah menara di tengah pelataran. Pada dindingnya terukir relief Dewata Nawa Sanga, dewa penjaga arah mata angin.
Patung Dewata Nawa Sanga juga terdapat di pendopo di sebelah kanan Bale Pengubengan. Di sini, dua patung barong Bali sering menjadi objek foto para wisatawan.
Di ujung pelataran terdapat gapura besar yang menjadi pintu masuk utama ke pelataran ketiga, tempat yang dianggap suci. Namun, gerbang ini hanya dibuka saat pelaksanaan upacara adat. Pengunjung biasanya menggunakan gerbang kecil di sekitar pagar untuk melihatnya.
Pelataran Ketiga
Di pelataran ketiga, terdapat 9 meru dengan atap berbagai tingkatan, mulai dari 1 hingga 11 tingkatan. Lokasinya yang tertinggi menjadikannya tempat yang suci dan sakral di Pura Taman Ayun.
Area sekitar meru dihiasi dengan kolam kecil yang dikelilingi oleh bunga teratai. Pelaksanaan upacara keagamaan biasanya berlangsung di sini, dengan pelinggih yang terletak di masing-masing meru.
Filosofi di balik bangunan di pelataran ketiga mencerminkan Gunung Meru yang ada di tengah lautan susu. Setiap meru didedikasikan untuk pemujaan dewa-dewi dan leluhur yang tinggal di surga.
Pintu gerbang pelataran ketiga, dikenal sebagai pintu Gelung, menjadi spot favorit wisatawan untuk berfoto. Tidak hanya itu, meru-meru di pelataran ketiga juga menawarkan pemandangan yang menarik untuk diabadikan.
Memanjat Menara
Ada sesuatu yang menggoda dalam berjalan mengelilingi pura seperti seorang raja di masa lalu, namun ada sedikit kekecewaan. Untuk menjaga struktur yang halus, area dalam pura ditutup untuk pengunjung. Mereka hanya bisa mengamati dari balik tembok batu rendah.
Di luar gerbang candi “Candi Bentar”, terdapat dua menara lonceng setinggi 7 meter yang dikenal sebagai “Bale kulkul”. Menara ini digunakan untuk menyampaikan informasi atau menandakan kegiatan keagamaan. Kabar baiknya, wisatawan diizinkan memanjat menara ini dan menikmati pemandangan indah ke dalam area candi.
Pura Taman Ayun Pojok Seniman
Paviliun Bale Loji, berada di tengah halaman, dulunya merupakan tempat istirahat para pendeta di antara upacara. Kini, paviliun ini menjadi tempat bagi seniman lokal untuk menampilkan karya-karya mereka. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai lukisan, ukiran, atau patung yang dipajang di Bale Loji, bahkan membelinya.
Harga-harganya bervariasi, seperti lukisan berukuran 40×40 cm yang dijual seharga Rp200.000. Di dekat pendopo seni, terdapat diorama sabung ayam. Meskipun kontroversial, sabung ayam merupakan bagian dari hiburan tradisional Bali.
Selain itu, paviliun ini juga berfungsi sebagai museum kecil yang memberikan informasi tentang sejarah Pura Taman Ayun.
Hutan Kecil Di Belakang Pura Taman Ayun
Setelah melewati bagian dalam candi, pengunjung akan menemukan taman. Pengunjung bisa berjalan-jalan dengan tenang untuk menyegarkan pikiran atau bersantai di salah satu gazebo. Setiap pohon penting dilengkapi dengan papan nama, memberikan informasi berguna tentang tanaman tropis di sekitar.
Untuk menambah pengetahuan tentang flora tropis, ada papan informasi yang tersebar di sekitar taman. Selain itu, Anda juga bisa menjalankan aktivitas jogging di area ini. Hutan kecil ini terkenal dengan jalur joggingnya yang memikat.
Museum Manusa Yadnya dan Ogoh-Ogoh
Jangan lewatkan kunjungan ke museum setelah menjelajahi Pura Taman Ayun. Ada dua museum yang menarik di sebelah barat kompleks candi. Pertama, Museum Manusa Yadnya, yang buka setiap hari dengan tiket gratis.
Di sini, Anda dapat mempelajari siklus kehidupan manusia menurut kepercayaan Bali, dari kelahiran hingga kematian. Berbagai upacara dalam setiap fase kehidupan dijelaskan dengan detail.
Sementara Museum Ogoh-ogoh, yang terletak di seberang jalan, memamerkan patung-patung dewa Hindu. Anda dapat melihat patung-patung Siwa, Brahma, dan dewa Hindu lainnya dalam berbagai ukuran. Detail yang luar biasa pada patung-patung ini akan menarik perhatian pengunjung selama beberapa menit.
Namun, perlu diingat bahwa anak-anak mungkin memerlukan pengawasan orang dewasa. Beberapa patung dewa digambarkan dengan cara yang menakutkan dan mungkin tidak sesuai untuk dilihat secara langsung.
Fasilitas
Staf di Pura Taman Ayun memastikan tempat tersebut tetap terjaga dengan baik. Kamar mandi tidak hanya ada, tetapi juga terjaga kebersihannya, sebuah langkah yang jarang ditemui di lokasi wisata lainnya. Selain itu, pura juga menyediakan sarung bagi mereka yang tidak membawanya, sebuah layanan yang patut diapresiasi.
Meskipun tidak ada penjual makanan di dalam pura, Pengunjung dapat menemukannya di seberang jalan, di depan pintu masuk kuil. Untuk akomodasi, berbagai pilihan hotel dan penginapan tersedia di desa Mengwi yang berdekatan.
Cara Menuju Pura Taman Ayun
Pura ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 40 menit dari Denpasar. Pengunjung dapat mengikuti Jalan Cokroaminoto dan belok kanan ke Jalan Denpasar-Gilimanuk. Kemudian, lanjutkan perjalanan sejauh 12 km hingga mencapai Jalan I Gusti Ngurah Rai, lalu belok kanan ke Jalan Ayodya di mana Pura Taman Ayun berada.
Untuk sampai ke sana, pengunjung dapat menyewa motor atau mobil. Bagi yang memilih angkutan umum, naiklah bus dengan rute Denpasar-Singaraja atau Denpasar-Bedugul. Mintalah sopir untuk berhenti di perempatan desa Mengwi. Dari sana, Anda hanya perlu berjalan kaki sejauh 250 m menuju lokasi pura.
Lokasi Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun terletak di Jalan Ayodya No.10, Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Jaraknya sekitar 25 kilometer dari desa wisata populer Kuta. Perjalanan kesana biasanya memakan waktu sekitar 1 jam dengan mobil.